Lansoprazole adalah inhibitor sekresi asam lambung yang efektif. Lansoprazole secara efektif menghambat (H+/K+) ATPase (pompa proton) dari sel parietal mukosa lambung.
Cara Pemberian:
1. Lansoprazole diberikan sekali sehari. Untuk mencapai penghambatan asam yang optimal dan kesembuhan yang cepat dan hilangnya gejala-gejala, Lansoprazole sebaiknya diberikan pagi hari sebelum makan.
2. Kapsul harus langsung ditelan, tidak boleh digerus atau dikunyah.
3. Pengobatan jangka panjang dengan Lansoprazole tidka dianjurkan pada saat ini karena pengalaman klinis terbatas.
4. Orang tua: tidak perlu menyesuaikan dosis. Dosis 30 mg sekali sehari.
5. Anak-anak: tidak ada pengalaman pemberian Lansoprazole pada anak-anak.
6. Lansoprazole pada dasarnya dimetabolisme dihati. Penelitian klinis pada pasien dengan penyakit hati, menunjukan bahwa metabolisme Lansoprazole diperpanjang pada pasien-pasien dengan ganguan pada fungsi hati yang berat tetapi tidak perlu adanya penyesuaian dosis, dosis tidak boleh melebihi 30 mg sehari.
7. Tidak perlu perubahan dosis pada pasien-pasien dengan ganguan-ganguan fungsi hati.
Peringatan dan perhatian:
Seperti umumnya pada pengobatan antiulkus, kemungkinan keganasan harus disingkirkan bila dicurigai ulkus gaster karena pemberian obat akan meredakan gejala-gejala dan memperlambat diagnosa.
Dosis dan cara pemberian:
@Ulkus duodenum : Lansoprazole 30 mg sekali sehari selama 4 minggu.
@Benign ulkus gaster : Lansoprazole 30 mg sekali sehari selama 8 minggu.
@Reflux esofagitis : Lansoprazole 30 mg sekali sehari selama 4 minggu.
Efek samping:
NSelama penelitian klinis kadang-kadang dapat terjadi efek samping seperti: sakit kepala, diare, nyeri abdomen, dispepsia, nausea, vomitus, mulut kering, konstipasi, flatulens, pusing, lelah, ruam kulit, urtikaria, pruritus.
NTerjadinya kenaikan nilai-nilai tes fungsi hati yang bersifat sementara dan akan normal kembali. Tidak diketahui hubunganya dengan terapi Lansoprazole
NKadang-kadang dapat terjadi: arthalgia, edema perifer, dan depresi.
NPerubahan angka hematologis (seperti trombositopenia, eosinofilia, leukopenia) walaupun jarang, pernah dilaporkan.
Interaksi Obat:
6 Lansoprazole dimetabolisme di hati dan merupakan penginduksi yang lemah dari cytochrome P-450. Oleh sebab itu ada kemungkinan interaksi dengan obat-obat yang dimetabolisme di hati.
6 Terutama harus hati-hati bila diberikan bersama-sama dengan obat-obat kontrasepsi oral dan preparat seperti phenytoin, teofillin atau warfarin.
6 Tidak menimbulkan efek klinis yang bermakna dengan obat-obat antiinflamasi nonsteroid atau diazepam.
6 Antasida atau sukralfat akan mengurangi bioavailabilitas Lansoprazole dan jangan diberikan antara satu jam setelah makan Lansoprazole.
Kontra indikasi:
Pasien dengan hipersensitifitas terhadap Lansoprazole.
Pengunaan pada wanita hamil dan menyusui:
Belum ada data yang cukup tentang pengunaan Lansoprazole pada wanita hamil, sehingga pemberian Lansoprazole pada wanita hamil dan diduga hamil sebaiknya dihindari. Pada percobaan binatang, Lansoprazole tidak terdapat efek teratogenik. Penelitian reproduksi pada tikus dan kelinci dengan Lansoprazole dosis tinggi sedikit menurunkan angka kehidupan dan berat badan hewan tersebut.
Pada percobaan binatang, Lansoprazole dikeluarkan melalui susu. Tidak ada informasi mengenai sekresi Lansoprazole pada air susu ibu. Menyusui harus dihentikan apabila benar-benar dianggap perlu menggunakan Lansoprazole.
_________________________________________________________________________________
Belum ada tanggapan untuk "Lansoprazole"
Post a Comment