Wanita yang satu ini memang luar biasa, bahkan Rosulullah mengandaikannya seperti keutamaan Tsarid (Hidangan favorit Rosulullah) dibandingkan dengan seluruh hidangan lainnya. Dialah Aisyah, wanita mulia nan cantik jelita yang dimaksudkan oleh Rosulullah tersebut. Berbagai keutamaan disandangnya tak terkecuali kepiawaiannya dalam ilmu pengobatan.
Dilahirkan oleh wanita mulia Ummu Ruman dan anak dari ayah yang bergelar Ash-Shidiq tak diragukan lagi kemuliaan nasab ummul Mukminin Aisyah. Nasab kedua orang tuanya bertemu dengan nasab Rosulullah, sementara sang ayah Abu Bakar Ash-Shidiq adalah Khulafaur Rosyidin.
Dikalangan wanita dialah sosok yang banyak menghafal hadits-hadits Nabi sehingga tak mengherankan jika Aisyah masuk kedalam golongan Al-Mukatsirin(tokoh terbanyak meriwayatkan hadits).
Aisyah melalui hari-harinya dengan siraman ilmu dari Rosulullah, sehingga ribuan hadits berhasil dihafalkannya bahkan wahyu pun turun tak lain ketika Rosulullah berada disisinya. Dalam Siyar A’lam An Nubala Syaikh Az Zuhri berkata,“Apabila ilmu Aisyah dikumpulkan dengan ilmu seluruh para wnaita lain, maka ilmu aisyah lebih utama.”
Sementara dalam majmu’ fatwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Peran Aisyah di akhir Islam adalah membawa ilmu agama, menyampaikannya kepada umat, memahami agama, yang peran ini tidak ada pada Khadijah dan tidak pula istri-istri yang lain.
Setelah Rosulullah wafat, Aisyah adalah salah satu tempat bertanya. Abu Musa Al Asy’ari mengatakan, setiap kali kami menemukan kesulitan kami temukan kemudahannya pada Aisyah. Para sahabat sering meminta pendapat jika menemukan masalah yang tidak dapat mereka selesaikan sendiri.
Selain menanyakan masalah keagamaan wanita yang dijuluki Humairah oleh Rosulullah, juga menjadi tempat bertanya mengenai obat-obatan. Memang hal ini sedikit mencengangkan , karena jika ia pandai dalam ilmu agama itu karena Rosulullah adalah guru terdekatnya selama belasan tahun menikah dengannya.
Jika Aisyah pandai dalam kesastraan dan sejarah itu karena sang ayah adalah ahlinya tentang masalah itu. Lalu dari mana Aisyah memperoleh keahlian sebagai juru resep?
Diriwayatkan oleh imam ahmad, urwah bin Az-Zubair berkata kepada Aisyah, “Bu, aku tidak heran pada ilmu fiqihmu. Karena aku bisa berkata, ‘Putri Abu Bakar. ‘Dan ia (Abu Bakar) adalah orang yang paling luas pengetahuannya. Tetapi aku heran kepada pengetahuanmu tentang ilmu pengobatan, bagaimana itu dan dari mana itu?”
Kemudian kata Urwah, dia (Aisyah) menepuk pundakku dan berkata, “Hai Urwah kecil !! Dulu di akhir hayatnya, Rosulullah mengalami sakit. Saat itu delegasi- delegasi arab dari berbagai penjuru datang menjenguknya. Lalu mereka memberinya aneka macam resep dan akulah yang mengurusnya,dari situlah aku mendapat ilmu.”
Faktanya banyak hadits yang dicatat oleh ulama ahli hadits isinya berbicara mengenai peracikan obat dan berbagai anjuran terhadap kesehatan , tak lain sanadnya berujung kepada lisan Aisyah. Ibnu abdil bar mengambil kesimpulan , “Aisyah adalah satu-satunya wanita dizamannya yang memiliki kelebihan dalam tiga bidang ilmu: Ilmu Fiqih, Ilmu Kedokteran, Ilmu Syair.” Wallahua’lam
Belum ada tanggapan untuk "Aisyah lambung Ilmu ramuan Nabawi"
Post a Comment